Ranggang White Charcoal, Arang Putih
Ranggang White Charcoal. Secara visual tampilan warna white charcoal atau arang putih tetaplah hitam. Namun, yang membedakannya adalah kualitas hasil akhir dari produksinya. Kadar karbon yang terkandung dalam arang putih bisa mencapai hingga 95%.
Tingkat kepadatannya dibanding arang hitam jauh lebih tinggi sehingga akan mengeluarkan suara semacam dentingan besi saat sesama batang arang putih berbenturan atau jatuh kelantai keramik. Memiliki sifat konduktor sehingga dapat mengalirkan aliran listrik.
Karena melewati proses pembakaran hingga suhu 1000 derajat celcius bahkan lebih, maka arang putih memenuhi syarat disebut sebagai arang aktif atau activated carbon, sehingga memiliki daya serap yang lebih tinggi.
Hal ini cocok untuk digunakan sebagai filter air, menyerap bau, gas dan racun. Ketika di sebuah ruangan suhu panas naik, maka arang putih dapat mengeluarkan kandungan air didalam batang arangnya.
Sebaliknya, ketika suhu ruangan turun atau lembab, maka arang putih akan menyerap kandungan air yang ada diudara sekitar sehingga bermanfaat untuk menstabilkan kelembaban udara.
Pada dasarnya, semua jenis kayu keras atau hard wood bisa digunakan untuk memproduksi arang putih. Namun, setelah menjadi arang akan kembali kepada selera dan disesuaikan dengan keperluan dari pengguna arang tersebut.
Lama proses produksi arang putih memerlukan waktu sekitar 15 hari. Terhitung sejak mulai dari awal bahan baku kayu mulai dipanaskan hingga proses panen.
Untuk membuat tungku pembakaran arang putih memerlukan belasan ribu bata merah, dimana tungku arang putih tanpa perekat yang hanya menggunakan perekat tanah liat, bisa digunakan untuk produksi permanen hingga 10 tahun bahkan lebih tergantung pemeliharaan yang dilakukan.
Pengguna arang putih atau white charcoal belum banyak digunakan di Indonesia atau dalam negeri, namun pasar arang putih lebih banyak diekspor kenegara Jepang, Korea Selatan dan China.
Setiap negara memiliki selera masing-masing dari grade arang putih itu sendiri dimana lebih banyak menggunakan acuan ukuran dari batang arang putih yang dihasilkan.
Besar kecil dari ukuran arang putih tergantung dari diameter batang kayu yang digunakan sebagai bahan baku.
Ukuran diameter kayu yang digunakan idealnya adalah lima hingga sepuluh centimeter dengan panjang rata-rata 160 cm atau disesuaikan dengan ketinggian atap tungku pembakaran dengan lantainya.
Dari ukuran tersebut akan mengalami penyusutan diameter hingga 40% ketika sudah menjadi arang putih.
Jenis kayu favorit dari pembeli yang diproduksi untuk bahan baku arang putih adalah kayu Palawan dan jenis Jambu-jambuan.
Kapasitas produksi arang putih saat ini dari tungku pembakaran yang ada mencapai 100 ton perbulan dan bisa terus meningkat sesuai permintaan. Untuk yang berminat mendapatkan informasi lebih tentang arang putih bisa menghubungi nomor admin yang tertera di website.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar