Ranggang Wood Charcoal, Arang Kayu

Wood charcoal atau arang kayu dihasilkan melalui proses pembakaran kayu didalam ruang tertutup kedap udara dengan kadar oksigen yang sudah dikondisikan sedemikian rendah sehingga seluruh komponen pembentuk kayu hanya menyisakan kadar karbon pada kisaran 80% hingga 95%.

Indonesia, sebagai negara dengan kekayaan alam yang melimpah, memiliki potensi besar dalam industri arang kayu. 

Arang kayu telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, digunakan untuk berbagai keperluan seperti memasak, pemanas tradisional, dan kebutuhan industri. Artikel ini akan menjelajahi potensi arang kayu di Indonesia, serta upaya untuk mempromosikannya.

Diindustri arang kayu terdapat dua jenis arang yang beredar yaitu black charcoal dan white charcoal. Walau sebutannya adalah arang hitam dan arang putih, tetap saja dari tampilan secara visual arang tersebut sama-sama berwarna hitam. 

Sedangkan yang membedakan kedua jenis arang kayu tersebut terletak pada proses produksinya, dimana akan menghasilkan kualitas arang kayu yang berbeda. Terutama dari nilai kadar karbon, tingkat kepadatan secara fisik, keaktifan, lama nyala, manfaat dan harga jualnya.

Potensi Arang Kayu di Indonesia

  1. Sumber Daya Hutan yang Kaya: Indonesia dikenal memiliki hutan tropis yang luas dan beragam. Kayu-kayu dari jenis tertentu, seperti akasia, sengon, dan kayu keras, banyak digunakan sebagai bahan baku untuk arang kayu.
  2. Tradisi Penggunaan Arang Kayu: Arang kayu telah menjadi bagian penting dalam tradisi memasak Indonesia. Banyak rumah tangga masih mengandalkan arang kayu sebagai bahan bakar utama untuk keperluan memasak sehari-hari.
  3. Pasar Ekspor yang Luas: Selain digunakan di dalam negeri, arang kayu Indonesia juga diekspor ke berbagai negara. Pasar ekspor yang luas memberikan peluang besar bagi industri arang kayu untuk berkembang dan memberikan kontribusi pada perekonomian nasional.
Ranggang Wood Charcoal

Ranggang Wood Charcoal

Arang kayu produksi Desa Ranggang, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan teruji oleh waktu serta didukung dengan kondisi tanah serta keterampilan dalam pengolahannya.

Ilmu pengolahan arang kayu Desa Ranggang diperoleh secara turun temurun sejak penjajahan Jepang di Kalimantan Selatan. 

Menurut beberapa sumber para tetua setempat, teknik pembuatan arang kayu Desa Ranggang menggunakan tungku arang didapatkan dari tentara Jepang saat menduduki daerah Ranggang dan sekitarnya.

Postingan Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *